Langsung ke konten utama

Usia Dua Minggu, Bawang Merah di Pot Bunga Sudah Semakin Tinggi

Masih ingat tulisan/artikel saya sebelumnya tentang tutorial menanam bawang merah di media pot bunga? Tepatnya dua minggu lalu.
Nah, saat ini, di minggu kedua, bawang merahnya sudah tinggi dan tumbuh subur. Tingginya sudah mencapai lebih dari jengkal orang dewasa. Daunnya pun banyak dan lebat, ada yang sudah mencapai lebih dari 10 daun per pohon. Warna daun hijau segar. Dan dari semua biji bawang yang ditanam, hanya ada satu siul yang gagal tidak tumbuh.
Pot-pot bunga juga seolah tidak muat lagi menampung lebat dan tinggi daunnya. Semua tampak sempurna, sama seperti halnya saat saya dulu melihat di kampung halaman. Tidak ada tanda kelainan atau penyakit yang menjangkiti.
Secara umum perkembangannya bagus tidak ada perbedaan antar pot. Pot besar dan kecil sama. Hanya ada sedikit perbedaan pada pot yang tanahnya diisi dengan pupuk kompos. Sementara 4 pot lainnya diisi dengan tanah biasa.
Tapi perbedaannya tidak terlalu dominan. Hanya terlihat lebih subur dan daun-daun bawang sedikit lebih jangkung. Barangkali akan terlihat bedanya di beberapa minggu berikutnya, atau bisa jadi saat panen tiba.
Biasanya, musuh besar bawang merah adalah ulat daun, dan terlalu dingin. Kalau dua hal ini dapat dicegah, kemungkinan besar hasil panennya akan melimpah.
Sampai saat ini, bawang merahnya jarang disiram manual atau saya siram sendiri. Jika dihitung-hitung baru 3 kali saya siram. Kebutuhan air selama ini masih banyak dari air hujan karena memang sebulan terakhir ini, Kota Depok dan sekitarnya hampir tiap hari hujan turun.
Kemarin misalnya, sejak pagi hingga sore matahari panas menyengat. Tidak ada tanda-tanda akan hujan. Bawang merahnya pun sengaja saya gak siram karena hari-hari sebelumnya selalu diguyur hujan. Hitung-hitung istirahat agar tidak keseringan kena air.
Tiba-tiba, malam habis magrib, hujan turun meskipun tidak lebat. Jadilah bawang merahnya tersiram hujan lagi. 
Pupuk juga selama dua minggu ini belum ditabur. Memang sengaja, biar saya tahu dan paham perkembangannya jika tanpa pupuk atau pestisida. Saya sih yakin bisa memanennya meski tanpa bantuan obat-obatan tanaman.
So, ini akan menjadi hasil tanaman bawang merah organik pertama yang pernah saya tanam, soalnya di kampung Bima dulu juga meski tanahnya subur dan cocok untuk tanaman bawang merah, tapi tetap memakai obat-obatan, untuk biji maupun daunnya.
Tapi saya agak kecewa juga. Soalnya hari Sabtu kemarin, kemungkinan siang hari, ada bocah-bocah nakal yang mencabut tiga pohon bawang merahnya. Saya tidak tahu siap bocah itu karena memang gak lihat langsung.
Ih, sebel banget rasanya. Saya akan berusaha cari tahu siapa gerangan yang sudah sewenang-wenang itu. Saya akan kasih dia pelajaran berharga, agar bisa menghargai hasil jerih payah orang lain, dan sekaligus mencintai tanaman. Tidak akan dihukum sih, hanya akan diberi pengertian sedikit yang tentunya mendidik.
Trus di Minggu pagi ini, saya lihat bawangnya semakin tampak sehat dan segar. Saya pun mengambil beberapa jepretan foto untuk diabadikan dan dishare perkembangannya di web ini.
Berikut foto-fotonya semoga menginspirasi.

Artikel Terkait


PENTING!!

Semua tulisan merupakan pendapat pribadi dan tidak mewakili pihak mana pun. Jika berasal dari sumber lain, maka akan tertulis jelas pada setiap tulisan.

Semua tulisan bisa diambil, copy, dishare, atau digandakan. Tapi ingat, hargai karya orang dengan mencantumkan sumber aslinya.

© Zain Usman Design by Seo v6