Langsung ke konten utama

Kejayaan Dewaruci di Hari Nusantara Lembata NTT

Meliput perhelatan puncak peringatan Hari Nusantara 2016 di Kabupaten Lembata Provinsi NTT, saya mewakili Tim Media Dukcapil Kemendagri tiba lebih awal pada Minggu (11/12/2016). Bersama rombongan personil TNI AL dengan menumpangi KM.

Sinar Mutiara Exp., kami berlayar dari Pelabuhan Larantuka lalu tiba dan bersandar di Pelabuhan Lewoleba Lembata setelah menempuh perjalanan sekitar 3 jam lamanya.

Rupanya, kedatangan kami disambut hangat warga sekitar yang memenuhi sepanjang sisi dermaga. Turun dari kapal, di depan kami sudah terhampar hiruk pikuk berbagai persiapan puncak peringatan Hari Nusantara yang rencananya akan dihadiri Presiden Joko Widodo ini.

Tak hanya itu, bola mata saya terbuka lebar saat melihat kapal-kapal berbagai jenis memenuhi perairan pantai Lembata, tak terkecuali kapal-kapal tempur TNI berbagai ukuran. Ada di antaranya KRI Makassar, KRI Surabaya, KRI Terapang, KRI Hasan Basri, dan KRI Singa.

Ada juga kapal-kapal pemerintah seperti Kapal Basarnas, Bakamla, Beacukai, Pengawas ORCA 04, dan Pengawas HIU 13. Tak ketinggalan kapal-kapal nelayan ikut lalu lalang melintasi perairan dengan latar belakang dua gunung yang menjulang indah.

Tapi, yang bikin saya kagum adalah kehadiran KRI Dewaruci. Bagi saya itu momen langka dan pertama kalinya melihat langsung dengan mata telanjang. Kapal legendaris berukuran 58,5 meter dan lebar 9,5 meter ini tampak berbeda dengan kapal-kapal lainnya.

Ada 16 layar membentang di antara tiga tiang utama KRI Dewaruci, masing-masing bernama tiang Bima, tiang Arjuna dan tiang Yudhistira. Bendera berbagai negara yang pernah dihinggapinya di masa lalu ikut berkibar mengisaratkan kejayaan maritim Indonesia.

Sejurus arah pandangan saya tertuju ke darat. Tenda-tenda sudah dibangun dan tertata apik. Tampak berbagai instansi pemerintah pusat dan daerah membuka stand masing-masing. Ada yang memberikan pelayanan publik kepada masyarakat, ada pula yang memamerkan produk, seni budaya, dan berbagai potensi daerah. Tak ketinggalan, Ditjen Dukcapil Kemendagri membuka stand khusus pelayanan rekam cetak KTP-el bagi pengunjung.

Tak kalah ramai, rupanya panggung utama menawarkan berbagai kegiatan, hiburan dan atraksi. Dipandu dua pembawa acara yang humoris, panggung ini menampilkan berbagai aktivitas seperti bernyayi, tarian tradisional, modern dance, puisi, drama, dan berbagai promosi instansi/daerah hingga larut malam.

Dua hari berikutnya, meski Presiden Joko Widoso batal datang, Menteri Dalam Negeri datang bersama rombongan. Dirjen Dukcapil Zudan Arif Fakhrulloh turut ikut dalam rombongan itu.

Keesokan harinya, puncak peringatan Hari Nusantara 2016 pun berlangsung di Pelabuhan Lewoleba Kabupaten Lembata, Prov. NTT dengan meriah. Usai seremoni, Mendagri didampingi Dirjen Dukcapil mengunjungi stand pameran, termasuk melihat langsung pelayanan perekaman KTP-el di stand Ditjen Dukcapil.

Dengan tema “Tata Kelola Potensi Maritim Nusantara yang Baik Menuju Poros Maritim Dunia” dan sub tema “Dari Lembata Nusa Tenggara Timur Membangun Potensi Maritim Nusantara”, Hari Nusantara 2016 disemarakkan dengan parade kapal (pada puncak acara), olahraga bahari, perburuan paus, serta  berbagai festival bahari termasuk Wonderful Sail 2 Indonesia.

Artikel Terkait

Komentar


PENTING!!

Semua tulisan merupakan pendapat pribadi dan tidak mewakili pihak mana pun. Jika berasal dari sumber lain, maka akan tertulis jelas pada setiap tulisan.

Semua tulisan bisa diambil, copy, dishare, atau digandakan. Tapi ingat, hargai karya orang dengan mencantumkan sumber aslinya.

© Zain Usman Design by Seo v6